VP YEM Foundation- Nevada USA |
“YEM Group- Dimasa Depan Tidak Memerlukan BANK
untuk semua Transaksi diseluruh Dunia- Karena Kelak Tidak akan ada lagi System PerBankan-
seperti yang kita kenal selama ini” – demikian Mr.Dan Settgast menyatakan dalam
Webinar YEM Group- 16 Mei 2022- dari NEVADA_ USA.
Ucapan – VicePresiden YEM Foundation itu kini
TERBUKTI- di Indonesia sudah RIBUAN Kantor Cabang BANK Tutup beberapa tahun
belakangan ini. Simak Beritanya sbb;
Jakarta - Jumlah kantor cabang bank terus
menyusut setiap tahunnya. Dikutip dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI)
periode Februari 2022, jumlah kantor bank tercatat sebanyak 28.350 unit dari
107 bank.
Angka ini berkurang 2.597 unit sejak 2019 yang
mencapai 31.127 unit dari 110 bank. Pada 2020 jumlah kantor bank tercatat
30.733 unit dari 109 bank. Lalu pada 2021 jumlah kantor bank tercatat 29.999
unit dari 107 bank.
Data OJK juga menyebutkan jika jumlah kantor dari empat bank BUMN
tercatat sebanyak 14.595 unit. Angka ini turun 3.026 unit dari periode 2019
yang berjumlah 17.621 unit kantor cabang.
Selanjutnya untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD)
tercatat 4.983 unit dari total 27 bank BPD.
Kemudian bank swasta nasional tercatat 8.925 unit kantor cabang dari
jumlah 68 unit bank pada periode Februari 2022. Angka ini turun 149 unit
dibandingkan periode 2019 yang tercatat 9.074 unit dari 71 jumlah bank swasta.
Selain
itu juga ada jumlah kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri. Per
Februari 2022 tercatat 27 unit kantor cabang dari 8 bank. Lalu pada 2019 36
unit kantor cabang dari 8 bank.
Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan jika
penyusutan kantor cabang bank merupakan bagian dari digitalisasi. Digitalisasi
merupakan kunci dalam persaingan bank.
"Sehingga bank tidak perlu mengeluarkan
biaya terlalu besar untuk pembukaan kantor cabang. Pada saat puncak pandemi,
bank memanfaatkan perubahan gaya hidup dan pola transaksi keuangan dengan
memangkas signifikan jumlah kantor cabang," kata dia kepada detikcom,
Senin (30/5/2022).
Bhima mengungkapkan saat ini membuka kantor cabang bank membutuhkan
biaya sewa gedung, desain ruangan, gaji karyawan, biaya listrik, dan
operasional lainnya. Ini yang membuat kantor cabang bank harus mengeluarkan
biaya yang sangat mahal.
Dia menambahkan, bank sadar dengan perluasan
kantor cabang hanya akan menaikkan beban operasional dan pendapatan operasional
(BOPO) di tengah masa konsolidasi laba seperti saat ini.
"Tren ini akan terus berlanjut, sejalan
dengan bermunculannya bisnis bank digital. Apalagi salah satu bank digital
mengalami kenaikkan pendapatan bunga dan fee based income yang sangat cepat,
padahal jumlah karyawan hanya 200 orang," jelas dia.
Jadi sekarang, investasi bank digital berubah
menjadi investasi ke sistem keuangan digital dan kolaborasi antar pemain di
ekosistem keuangan.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan berkurangnya
jumlah kantor cabang bank terjadi karena digitalisasi. Banyak bank yang
terutama bank besar sudah mengembangkan mobile dan internet banking dan
memungkinkan nasabah tak perlu lagi ke kantor cabang.
"Layanan bank sudah lebih banyak dilakukan
secara digital menggunakan mobile dan internet banking. Bagi bank ini merupakan
bentuk efisiensi, biaya operasional kantor cabang termasuk biaya SDM cabang
bisa dikurangi secara signifikan," ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar